Ini cerita fiktif belaka, tentang seorang gadis bernama Mimi. Lucu, polos, dan naif lantaran selalu diperlakukan sebagai anak kecil oleh ibunya. Ya, sejak ayahnya meninggal, ibu Mimi selalu mendidik Mimi dengan disiplin ala militer. Dia lupa bahwa anaknya telah tumbuh menjadi gadis remaja yang butuh pergaulan dan hiburan lain selain sekolah dan buku pelajaran.
Mimi akhirnya bersahabat dengan Rio karena Rio menyukai keluguan Mimi yang membuatnya berbeda dengan gadis-gadis lain, yang selalu berlomba membanggakan diri. Tapi secara tak sengaja Mimi terkena pengaruh kimia formula Profesor Aloysius hingga ia punya kekuatan yang agak "ajaib". Yaitu apa-apa yang dipikirkannya akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain, untuk melakukan sesuatu Mimi tak perlu bergerak, cukup lewat alam pikiran saja.
Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri pada Mimi. Tetapi sayang, perangainya jadi berubah. Rio berusaha mengingatkan hal ini, tapi Mimi tak peduli hingga persahabatan mereka retak.
Ternyata pengaruh formula itu tak sempurna, hanya berlangsung selama tiga minggu saja. Mimi kembali menjadi gadis lamban dan pemalu setelah menyadari daya kerja formula itu hilang. Di saat yang sama, Rio menyadari bahwa ia terlanjur menyayangi Mimi dan sebagai sahabat mestinya ia mengingatkan Mimi jika Mimi keliru, dan bukan meninggalkannya.
Bagaimana akhirnya? Yang jelas Mimi menjerit, "Riooo...!!!" Apa gerangan yang terjadi?
Apa pun yang terjadi, pembaca dilarang protes. Karena cerita ini memang dikarang untuk dinikmati, menghibur lewat variasi "khayalan" dan diketik hikmahnya. Moga-moga, mudah-mudahan, Insya Allah...
Mimi akhirnya bersahabat dengan Rio karena Rio menyukai keluguan Mimi yang membuatnya berbeda dengan gadis-gadis lain, yang selalu berlomba membanggakan diri. Tapi secara tak sengaja Mimi terkena pengaruh kimia formula Profesor Aloysius hingga ia punya kekuatan yang agak "ajaib". Yaitu apa-apa yang dipikirkannya akan menjadi kenyataan. Dengan kata lain, untuk melakukan sesuatu Mimi tak perlu bergerak, cukup lewat alam pikiran saja.
Hal ini menumbuhkan rasa percaya diri pada Mimi. Tetapi sayang, perangainya jadi berubah. Rio berusaha mengingatkan hal ini, tapi Mimi tak peduli hingga persahabatan mereka retak.
Ternyata pengaruh formula itu tak sempurna, hanya berlangsung selama tiga minggu saja. Mimi kembali menjadi gadis lamban dan pemalu setelah menyadari daya kerja formula itu hilang. Di saat yang sama, Rio menyadari bahwa ia terlanjur menyayangi Mimi dan sebagai sahabat mestinya ia mengingatkan Mimi jika Mimi keliru, dan bukan meninggalkannya.
Bagaimana akhirnya? Yang jelas Mimi menjerit, "Riooo...!!!" Apa gerangan yang terjadi?
Apa pun yang terjadi, pembaca dilarang protes. Karena cerita ini memang dikarang untuk dinikmati, menghibur lewat variasi "khayalan" dan diketik hikmahnya. Moga-moga, mudah-mudahan, Insya Allah...
Download : Mimi Elektrik (file prc)
No comments:
Post a Comment